Komunitas LGBT masih mengalami penolakan dan diskriminasi di mana-mana, termasuk di gereja sendiri. Ruang perjumpaan bagi Gereja Katolik dan Komunitas LGBT dibutuhkan.
Belum lama ini, dunia maya diramaikan oleh netizen yang mengecam podcast Deddy Corbuzier karena ia menghadirkan pasangan LGBT dalam salah satu episodenya. Usai menuai kecaman dan boikot, pemilik podcast Close the Door itu buru-buru menghapus tayangan tersebut. Peristiwa ini menandakan bahwa hingga hari ini orang-orang LGBT masih mengalami penolakan dan diskriminasi.
Diskriminasi dan penolakan itu juga banyak terjadi di lingkungan Gereja Katolik. Mereka, para LGBT, menjadi kelompok paling terpinggirkan. Keprihatinan inilah yang menjadi salah satu hal yang menggerakkan James Martin, SJ, seorang imam Jesuit dan editor umum majalah America: The Jesuit Review, menulis buku Building a Bridge: How the Catholic Church and the LGBT Community Can Enter into a Relationship of Respect, Compassion, and Sensitivity (2018).
Buku ini sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Penerbit Ledalero dan komunitas transpuan Fajar Sikka dengan judul Membangun Ruang Perjumpaan Bagi Gereja Katolik dan Komunitas LGBT.
Read More