Sigit Kurniawan Jurnalis penyuka soto, filsafat, dan marketing. Menulis buku Perempuan yang Pergi Pagi-Pagi (2018).

Tragedi Mei di Mata Aktivis 98

23 sec read

Ada sentimen-sentimen rasial dan agama yang pernah diembuskan dalam Tragedi Mei 1998 saat ini tampak dicoba untuk diembuskan lagi. Politik adu domba dan kambing hitam dari para elit politik busuk kembali muncul. Rakyat sedang dicoba dipecahbelah dengan setimen-sentimen murahan itu. Untuk itulah, mengenang Tragedi 1998 yang diwarnai dengan penembakan, pembakaran, penculikan, perkosaan sebuah hal yang wajib agar kita tidak lupa.

Dengan tidak lupa, kita tidak membiarkan sejarah hitam ini terulang lagi. Apalagi para tokoh yang terindikasi sebagai “dalang” pelanggaran berat HAM berat itu masih belum ditangkap, diadili, dan bahkan melenggang kangkung menikmati pusaran kekuasaan saat ini. Seperti apa? Simak refleksi Savic Alielha, Mantan Aktivis Mahasiswa 1998 dan Direktur Situs NU Online

Sigit Kurniawan Jurnalis penyuka soto, filsafat, dan marketing. Menulis buku Perempuan yang Pergi Pagi-Pagi (2018).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *