Sigit Kurniawan Jurnalis penyuka soto, filsafat, dan marketing. Menulis buku Perempuan yang Pergi Pagi-Pagi (2018).

Storytelling dan Tato di Leher

1 min read

Trivet Sembel, CEO Proud. Foto: Sigit Kurniawan

“Mengapa mentato tulisan Ratna di leher Anda?”
“Ratna adalah mantan istri saya.”
“Kalian bercerai?”
“Iya. Dulu saya orang bodoh. Tukang mabuk. Pokoknya jadi orang gak bener.”
“Hubungannya dengan Ratna?”
“Saya menikahi Ratna gara-gara menghamili dia di luar nikah. Otomatis orangtua Ratna tak suka sama saya.”
“Anda dipaksa cerai?”
“Orangtuanya bilang, mending Ratna nikah sama orang lain daripada nikah sama orang bodoh seperti saya.”

Demikian orang muda berkacamata itu menceritakan pada saya sosok Bogel. Bang Bogel adalah tukang parkir di kawasan Melawai. Mata kanannya buta. Di lehernya, ada tato bergambar rantai dan tulisan Ratna.

Saya mendengarkan kisahnya dengan seksama. Nugraha, co-partner liputan saya, fokus merekam dengan kameranya. Siang itu, di Conclave, co-working space di Jalan Wijaya. Rabu, 4 Juli 2018.

“Ada lagi kisah lain paling menyentuh?”

Saya melempar pertanyaan lagi. Orang muda berkacamata itu berkisah tentang seorang CEO sebuah perusahaan.

“Apa yang menarik?”
“Dia adalah orang yang pernah merasa hidupnya hancur. Saat ibunya meninggal di Surabaya, ia mengabari kakaknya yang sedang di Belanda. Tragisnya, pesawat MH17 yang ditumpangi kakaknya itu ditembak jatuh di Ukraina. Padahal ia akan pulang untuk pemakaman ibunya.”

Saya menelan ludah. Ngilu juga mendengar ceritanya.

Perkenalkan, orang muda berkacamata itu, Trivet Sembel, CEO Proud. Proud Project merupakan sebuah proyek sosial yang dikemas dengan storytelling untuk kisah-kisah nyata yang positif dan inspiratif. Saat ini, platform yang dipakai adalah Instagram dan YouTube. Tujuannya, perubahan sosial.

“Mengapa Anda memilih storytelling?”
“Storytelling itu bisa lebih powerful ketimbang senjata nuklir. Senjata nuklir, satu klik, orang-orang bakal mati. Tapi, storytelling, satu klik, orang-orang justru akan hidup.”
“Ada yang pernah merasakan dampaknya?”
“Ada.”
“Bisa cerita?”
“Suatu ketika, sebelum tidur, biasanya saya buka DM. Lalu ada DM yang panjang banget. DM itu membuka kesadaran saya.”
“Apa isinya?”
“Singkat cerita, ada seseorang yang saya tidak mengenalnya, bilang hari ini dia mencoba bunuh diri. Tapi, gara-gara dia membaca Instagram Proud Project, dia tak jadi bunuh diri. Dan, ia ucapkan terimakasih. Lalu, saya nangis.”

Terimakasih mas Trivet atas ceritanya. Semoga Proud Project makin berkembang dan menginspirasi banyak orang. Dan, saya juga yakin, cerita lebih dahsyat ketimbang senjata nuklir. Storytelling juga menjadi laku yang sedang saya lakoni saat ini.

Selengkapnya di Marketeers TV

— 1 Agustus 2018

Sigit Kurniawan Jurnalis penyuka soto, filsafat, dan marketing. Menulis buku Perempuan yang Pergi Pagi-Pagi (2018).

Dunia Helena

Sigit Kurniawan
3 min read

Musik Yus Menembus Langit Paradiso

“Bro, apa kabar? Senantiasa sehat ya. Wis beres gendheng omahmu?” Itulah nukilan pesan dari Yulius Panon Pratomo (Yus) pada saya di WhatsApp pada 15 Oktober 2020....
Sigit Kurniawan
6 min read

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *