Sigit Kurniawan Jurnalis penyuka soto, filsafat, dan marketing. Menulis buku Perempuan yang Pergi Pagi-Pagi (2018).

Dari Wuhan Ke Kebon Jeruk

42 sec read

wuhan kebon jeruk

WAJAH MAS Jagad mendadak pucat pasi setelah saya kabari hasil tes antigennya positif. Kedua matanya berkaca-kaca. Tanpa lama gelembung cair melorot dari kedua sudut matanya. Ia sesenggukan. Virus corona yang pertama kali ditemukan di Kota Wuhan, China, akhir tahun 2019 itu akhirnya nyelonong juga masuk ke rumah kami di Kebon Jeruk setelah bermutasi menjadi Omicron.

Mengagetkan tentunya. Maklum sudah dua tahunan keluarga saya menjaga betul agar tak ada anggota keluarga terpapar, namun kebobolan juga. Bikin panik? Tentu saja, pasalnya ini pengalaman pertama kami melawan virus yang sudah menewaskan lebih dari enam juta penduduk dunia ini.

Dua hari sebelum hasil tes antigen keluar dari Klinik Pratama, Joglo, Jakarta Barat, Mas Jagad menggigil demam disertai batuk kering. Surat hasil antigen keluar pada Minggu, 30 Januari 2022. Memastikan terinfeksi, saya bawa Mas Jagad ke RS Graha Kedoya untuk tes PCR. Hasilnya sama, positif. Sejak saat itu, Mas Jagad mengurung diri di kamarnya dengan alat makan dan mandi terpisah.

Balada Puskesmas

Sesuai rekomendasi kerabat dan teman, kami kemudian melaporkan kondisi Mas Jagad ke puskesmas. Khususnya, untuk urusan pendataan dan obat. Petugas puskesmas juga memberi tahu bahwa di puskesmas ada layanan swab. Sembari menunggu hari swab, istri mulai bergejala sama. Badan mulai tak enak, linu-linu, dan batuk-batuk kecil.

Sigit Kurniawan Jurnalis penyuka soto, filsafat, dan marketing. Menulis buku Perempuan yang Pergi Pagi-Pagi (2018).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *