Sigit Kurniawan Jurnalis penyuka soto, filsafat, dan marketing. Menulis buku Perempuan yang Pergi Pagi-Pagi (2018).

Tergantung Cara Kita Bertanya

1 min read

Tulisan bermutu berangkat dari informasi bermutu. Informasi bermutu didapat dengan pertanyaan bermutu.

PADA AWAL tahun 2024, saya menginisiasi kebiasaan baru di kantor yang sementara ini dinamakan dengan Marketeers Knowledge Forum. Ini semacam ruang berbagi inspirasi di kalangan internal. Lumrah bila sebagai penggagas, saya menjadi pemateri di edisi perdana.

Di depan teman-teman sendiri, di ruangan kerja, saya berbagi tentang seni bertanya. Tema ini didedikasikan untuk kawan-kawan jurnalis dan editor. Namun, terbuka untuk teman-teman dari divisi lain, entah sales, mutlimedia, desainer, hingga pegiat komunitas.

Karena ada tuntutan kualitas di tengah persaingan antarmedia, saya sengaja mengambil tema ini. Apa hubungannya kualitas dengan seni bertanya?

Banyak jurnalis sering mengeluhkan jawaban narasumber terasa datar-datar saja sehingga tulisan mereka terbit juga terasa datar-datar saja. Tidak mendalam.

Keluhan semacam itu harus divalidasi. Apalagi ada dua jurnalis yang sama-sama memawancarai satu narasumber yang sama dengan topik yang sama namun menghasilkan tulisan yang berbeda. Satu datar, satunya lagi dalam.

Dari sini, saya menarik satu kesimpulan bahwa datar atau dalam sebuah jawaban tergantung dari cara kita bertanya.

Saya percaya tulisan berkualitas ditentukan oleh informasi berkualitas. Sementara, informasi berkualitas didapat dari pertanyaan-pertanyaan berkualitas.

Diferensiasi Penting

Industri media saat ini nampak berat. Hampir saban tahun, muncul kabar tutupnya media-media, termasuk yang sudah punya nama besar dan lama beroperasi. Selain karena pukulan disrupsi digital, bangkrutnya media-media juga didorong oleh persaingan yang semakin sengit. Karena itu, media seperti yang sudah saya libati lebih dari 13 tahun ini harus memiliki diferensiasi.

Media ini merupakan media yang mengangkat aneka hal dan fenomena dari kaca mata marketing. Ini dilandaskan pada konsep-konsep marketing yang dikembangkan oleh MarkPlus Corporation (MCorp), perusahaan yang memayungi media ini dan didirikan oleh Hermawan Kartajaya, Guru Pemasaran Dunia.

Para jurnalis media ini harus menguasai konsep-konsep pemasaran dasar yang dipopulerkan MCorp, seperti analisis 4C Diamond (Change, Customer, Competitor, Company), segitiga PDB (Positioning, Differentiantion, Brand), sembilan elemen inti pemasaran, dan sebagainya.

Kerangka kerja ini bisa dikonversi menjadi daftar pertanyaan untuk menggali informasi narasumber. Dengan ini, sembari tetap berdisiplin jurnalisme, wartawan bisa mendapatkan informasi-informasi berkualitas untuk diolah menjadi tulisan yang juga berkualitas.

Bahkan, framework tersebut bisa instan dipakai di saat jurnalis kebingungan mau bertanya kepada narasumber, terlebih ketika narasumber baru pertama kali ia jumpai dan sifatnya door stop dadakan.

Betul demikian?

Sigit Kurniawan Jurnalis penyuka soto, filsafat, dan marketing. Menulis buku Perempuan yang Pergi Pagi-Pagi (2018).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *