Reset Blog

Belakangan, pertengahan Agustus hingga awal September 2025, seruan untuk Reset Indonesia terus mengema. Reset Indonesia ini menguar di tengah demo antikebijakan pemerintah, praktik korupsi gila-gilaan, dan perilaku pejabat yang nirpeduli pada hidup masyarakat yang makin susah. Dalam suasana ini, saya pun harus melakukan reset blog saya. Pasalnya, blog saya terkena suspensi dari pengelola hosting lantaran telat bayar. Mau reaktivasi tapi kadung terlambat. Seluruh data sudah korup. Karena korup, saya mereset lagi blog saya dari titik nol — persis dengan Reset Indonesia karena pejabatnya korup. Dengan bantuan Wayback Machine, saya masih bisa menemukan tulisan-tulisan saya. Namun, tak demikian dengan foto-foto — hilang. Satu per satu, dengan tertatih-tatih, saya copas artikel lawas dan tayangkan lagi di blog ini.

Paus Fransiskus Sedekat Itu

Depan lobi kantor KWI masih menyimpan tanda tanya hingga saat ini. Sebuah peristiwa tak masuk di akal. Saya berdiri di depan lobi bersama uskup-uskup yang jadi among tamu menyambut Paus Fransiskus. Di situ, saya bisa melihat dan menyapa Paus Fransiskus dalam jarak sangat dekat.

Kenapa saya bisa di situ? Misterius bagi saya. Jadi begini. Saya mengidolakan Jose Mario Bergoglio — nama asli Paus Fransiskus– sejak ia terpilih menjadi paus. Sederhana, murah senyum, progresif, dan tentunya Jesuit. Dengar ia mau ke Indonesia, saya bertekad menemuinya. Dua kali saya bermimpi ketemu dirinya. Segitunya.

Continue reading “Paus Fransiskus Sedekat Itu”

Internet dan Kebebasan Semu

Saat pembatasan akses media sosial dibuka lagi pemerintah beberapa hari lalu, netizen girang. Postingan di medsos pun mengalir deras. Linimasa kembali gaduh. Hidup terasa ‘normal’ kembali. Netizen merasa mendapatkan kembali kebebasannya.

Demokrasi seakan kembali digenggam. Orang bebas berekspresi — dari memaki pemerintah, memposting menu buka puasa hingga curhat tentang anjing kesayangannya yang mati.

Continue reading “Internet dan Kebebasan Semu”